I'm moving to el-factor.. Check it out and thanks for reading this blog!

Wednesday, April 30, 2008

Salib

Salib mungkin memiliki arti khusus untuk sebagian orang dan mungkin tidak berarti apa-apa untuk sebagian orang lainnya. Gw juga punya pengalaman sendiri tentang salib. Salib adalah bentuk tattoo pertama gw yang dibuat hari Selasa kemarin! Kenapa salib? Sebelum gw ketemu sang tattoo artist, memang udah kebayang di kepala gw kalo tattoo salib itu keren. Setelah gw ketemu dan lihat desain-desain tattoo yang dia punya, gw tambah pengen punya tattoo salib. Ada beberapa cerita dibalik tattoo gw ini...

GW NABUNG SEBULAN UNTUK INI

Gw udah mengira bahwa tattoo ini akan membuat gw ngeluarin sekitar 400 ribu-an; yang artinya gw harus menyisihkan at least setengah dari income gw sebulan. So, gw nabung dan mulai hidup miskin dan kere. No having fun at all... Tapi itu semua terbayar dengan tattoo ini!

GA SESAKIT YANG GW BAYANGIN...

Ternyata nato itu ga sesakit yang gw bayangin. Jauh lebih sakit pas gw sakit gigi dulu... Bang Buyung, si tattoo artist, bilang gini ke gw "Gw seneng nih kalo nato elo soalnya elo orangnya tahan sakit, ga gerak-gerak.".

"Emang ga sakit-sakit amat, bang." kata gw.

PERLAWANAN GW TERHADAP ORANG-ORANG KONSERVATIF

"Kenapa sih lo nato? Ntar susah pas ngelamar kerja."
"Gw ga akan ngelamar kerja seumur hidup gw."
"Ga akan ngelamar kerja? Lo mau langsung jadi bos? Ga mungkin!"
"Sempit banget ya wawasan lo. Mendingan lo banyak baca dan belajar sebelum debat sama gw. Kasian kalo elo sampe gw permalukan."

Baru-baru ini, gw berdebat sama orang bodoh pengecut yang sok tau ini. Seolah-olah pekerjaan yang bisa dilakukan hanya jadi pegawai kantoran... Gw ga pernah berniat jadi pegawai. Ngga salah untuk jadi pegawai, tapi ga salah juga kan untuk berbisnis sendiri. Gw pengen bertato dan tetep kerja. Ga ada yang bates-batesin, ga ada yang larang-larang.

Yang gw tau, gw pengen main musik untuk saat ini. Kalo gw bisa ngumpulin uang cukup banyak dari musik gw, baru gw berpikir untuk memulai usaha walaupun saat ini gw belum tau bidang usaha apa yang akan gw geluti. Ntar juga tau...

"Success usually comes to those who are too busy to be looking for it." - Henry David Thoreau

*Kok jadi ga ada hubungannya ya sama salib dan tatoo...

Wednesday, April 23, 2008

Nama Gw

Elia Bintang Adhika Narendra Dipa, itulah nama panjang gw yang panjang banget. Mungkin aja loh nama gw yang terpanjang di dunia! At least di kampus gw... Punya nama sepanjang ini sebenernya ada untungnya juga. Kalo lagi nyari nilai UTS atau UAS yang dipajang di papan pengumuman kampus, gw ga perlu liatin satu-satu. Cari aja yang namanya ga muat di kolom nama, pasti nama gw...

Gw biasa dipanggil Bintang, walaupun ada juga yang manggil Elia. Actually, gw lebih senang dipanggil "Bintang" karena lebih macho! Ada alasannya kenapa gw ga terlalu suka dipanggil "Elia".

DIKIRAIN IBU-IBU

Suatu hari, ada surat datang ke rumah gw. Tiba-tiba pak posnya bilang dengan penuh semangat, "Ada surat untuk ibu Elia!". Hhhhh... Berhubung gw rada-rada gengsi untuk memberitahu dia kalo Elia itu gw, gw bilang aja, "Okay, ntar saya kasih ke ibu Elia." Hal-hal kayak gini nih kadang-kadang ngebuat bete...

MEMBUAT GW MENJAWAB DUA KALI

Ini sering terjadi kalo lagi kenalan.

"Boleh tau nama lo?"
"Elia."
"Siapa?"
"Elia."

Kalo tempatnya berisik, bisa jadi dia ngga akan nangkep jelas siapa nama gw. Dan lebih menyebalkan lagi kalo dia bilang, "Namanya kayak cewek." Come on... Kalo di Barat, "Elia" itu nama cowok!

SEKARANG BEDA

Tapi sekarang beda... Seseorang yang gw cinta [halah] memanggil gw dengan "Elia" dan dia lebih suka nama itu daripada "Bintang". Katanya lebih lovable... Iya emangnya??

Wednesday, April 16, 2008

Bencong Sialan

TWO MONTHS AGO @ CIRCLE K CIKAJANG

Gw duduk sendiri sambil membaca sebuah buku. Seperti biasa, gw belum ingin pulang kalau malam belum larut. Beberapa botol Heineken pun telah gw minum habis. Tak terasa waktu telah menunjukkan pukul empat pagi dan gw sudah ingin menghempaskan badan di kasur butut gw. So, gw beli dua botol kecil Heinenken lagi untuk menemani gw selama perjalanan karena gw ingin berjalan kaki sampai rumah.

Entah mengapa, gw begitu mencintai kesendirian dalam kegelapan malam. Berjalan sendiri disaat semua orang terlelap memberikan ketenangan tersendiri untuk gw. Gw terus berjalan dan tak terasa gw sudah sampai kawasan Tendean.

TRAGEDI BENCONG

[Hehe judulnya agak2 lebay]

Suasana di Tendean begitu hening saat itu. Hampir ngga ada orang, hanya sedikit sekali mobil yang lewat. Tiba-tiba lewatlah sebuah mobil Avanza hitam, memecah keheningan yang ada. Yang agak aneh, mobil itu tiba-tiba berhenti persis di sebelah gw. Gw lihat ada tiga orang didalam mobil. Orang yang duduk di depan membuka kaca. Shit! Ternyata tiga bencong yang berbadan besar!!! Gw pikir dalam hati, "Kayaknya kalo gw berantem lawan mereka, gw bakalan kalah nih...". Cuman gw tetap tenang [baca: sok cool]...

"Mau kemana?" kata si bencong sialan ini.
"Kenapa" sahut gw.
"Bareng aja yuk. Nanti kita anterin." kata si bencong goblok ini. Rasanya gw pengen teriak, "Anjing lo! Pergi sana!", tapi kan ga mungkin...
"Ga usah. Gw balik sendiri." kata gw pada mereka. Gw langsung mempercepat langkah gw dari bencong-bencong buduk itu.

Eehhh dasar gatel, mereka majuin mobil mereka lagi dan coba ngomong lagi sama gw.
"Bener nih ga mau bareng... Kita anterin kok..." kata salah satu dari mereka dengan genit, membuat gw pengen muntah.
"Ngga." kata gw tanpa melihat muka jelek mereka.

Selamet deh gw... Bayangin aja, kalo sampai terjadi apa-apa, disana ngga ada orang sama sekali. Ngga akan ada orang yang nolong gw kalo gw dikeroyokin. Untung nasib masih berpihak pada gw... Hehe..

SISA PERJALANAN

Gw terus berjalan sampai Gatot Subroto dan gw sudah terlalu ngantuk untuk terus jalan sampai rumah. Akhirnya gw naik taksi sampai rumah gw di kawasan Tebet.

[Sebenernya cerita ini ga ada penting-pentingnya. Gw jadi bingung ngapain gw ceritain segala...]

Tuesday, April 15, 2008

DANGDUT

"Sometimes true love just sits there, stares at you, and says 'you can't get me'" - from Travelers' Tale

DUA TAHUN LALU

Gw duduk di tempat tidur gw sambil memainkan gitar, ditemani botol Heineken dan malam yang sudah larut. Gw coba merangkai nada-nada dan kata-kata untuk seorang wanita, yang ironisnya, sudah bersama orang lain. Gw coba untuk sabar walaupun tidak ada alasan untuk sabar, mengingat wanita ini sangat mencintai kekasihnya.

Percaya ngga percaya, hal ini berlangsung selama setahun dan wanita ini masih bersama kekasihnya. Dada gw terasa sesak menghadapi kenyataan yang tidak berpihak pada gw. Ratusan malam gw lewati dengan pikiran "Sabar... Someday, she'll break up with her boyfriend." tapi hal ini ngga pernah terjadi. Belasan lagu tercipta untuknya tapi semua ngga ada gunanya karena dia bukan kekasih gw.

SETAHUN LALU

Gw memutuskan untuk melupakannya. Kata-kata seperti "Gw harus move on." selalu gw ucapkan setiap gw memulai hari. Bulan Januari tahun lalu, gw memutuskan untuk bersama seorang wanita yang sebenarnya tidak gw cintai. Gw pikir yang penting gw bisa lupain masa lalu gw. Hubungan gw dan dia berantakan karena memang tidak didasari dengan cinta.

Pertengahan tahun lalu, gw bersama wanita lain lagi; seseorang yang sebenarnya tidak boleh gw sentuh. Tapi gw dalam keadaan galau waktu itu, sehingga tidak bisa berpikir jernih. Gw terbeli oleh kecantikan dia, padahal seharusnya kecantikan tidak boleh membutakan hati gw. Tapi kenyataannya, gw buta dan lemah. Gw tidak mampu menghindari suatu hubungan yang salah dan tidak bisa dibenarkan dari sisi apapun.

TAHUN INI

Pengalaman gw tahun kemarin membutakan gw dari cinta. Cinta dalam sebuah hubungan seolah tak ada artinya lagi buat gw. Yang gw tau cuma fun. Mungkin karena gw orangnya cenderung playful dan ga pernah terlalu serius melakukan sesuatu, gw jadi kehilangan sense untuk mencintai secara tulus.

Gw ingin belajar mencintai lagi. Gw ingin mencintai seseorang secara tulus tahun ini. Akhirnya, gw bertemu seseorang yang memikat hati gw. Awalnya, gw ingin belajar mencintai dia. Setelah dua bulan berjalan, sepertinya gw jatuh cinta beneran. Gw tidak seperti sedang belajar karena sepertinya gw memang mencintai dia secara tulus.

Gw harap gw bisa kembali mengerti arti cinta, setelah selama ini gw anggap "love sucks". Jujur aja, tadinya gw berpikir human relations is not really important. The most important thing is experience. Jadi gw menganggap percintaan hanya sebuah pengalaman dari segudang pengalaman-pengalaman gw yang lain, sehingga gw mengabaikan unsur perasaan di dalamnya.

Saat ini, gw ingin mencoba untuk mencintai seseorang dengan perasaan gw...
Gw baru kelar baca novel yang berjudul "Travelers' Tale". Anjing banget tuh buku!! Keren banget... It really inspires me to travel all around the world, but when I look into my wallet...

Kenapa ya semuanya harus ada hubungannya sama duit... Gw sebenernya bukan money chaser tapi gw tau kalo uang itu penting. Gw ga punya ambisi jadi orang kaya raya karena menurut gw ga ada gunanya. Kalo udah kaya raya, terus apa?? Prestise? Fuck it!

Sebenernya kalo gw ga punya passion untuk jadi musisi, gw pasti udah backpacking dan mungkin ga balik-balik lagi. Gw pengen ke luar negeri, kerja terus pindah lagi ke negara lain dan kerja lagi. Gitu-gitu terus. Cuman passion gw untuk main musik lebih besar dan gw harus memulai semua dari sini, dari Jakarta. So, beginilah nasib gw... At least, I'm here for a reason and I'm doing what I'm passionate about...

"Venture all and see what fate brings you" - Vietnamese proverb

Monday, April 14, 2008

Gw pergi ke Bogor sama manajer gw untuk keperluan rekaman. Di jalan, gw ngobrol-ngobrol sama dia.
"Lo tau ga ke KL naik Air Asia cuma 30 ribu?" kata gw.
"Ah bullshit tau! Bulan lalu gw ke Bali aja 1,2 juta pulang pergi naik Air Asia. Harga yang lo liat itu belom termasuk yang lain-lainnya."
"Serius lo? Gw soalnya udah semangat nih. Yaudah lah ntar coba gw cek..."

Shit no! Ternyata emang ga 30 ribu tapi harus ditambahin ini dan itu. Ya ga sampe 1 juta juga sih, cuman ya tetep aja harus nabung dulu... Apalagi untuk kantong miskin seperti gw gini.. Nabung brapa lama ya kira-kira??

Gw lagi agak disappointed sama diri gw soalnya. Dalam dua tahun terakhir, tempat terjauh yang gw kunjungi adalah Jatinangor. Dua tahun..!! It's just hard to be a wild man in a cage... Halah..

Ironis banget sama kehidupan gw sampe SMA. Gw udah keliling Sumatra 2 kali, Jawa 2 kali, Bali, dan Singapore. Emang belom ada apa-apanya sih dibanding mereka-mereka yang terlahir kaya; kalo mau traveling tinggal langsung booking tiket pesawat. Kalo gw, semua harus usaha sendiri. Duit ga ngalir gitu aja.

Well, gw janji sama diri gw: tahun ini harus ke luar negeri!!! I wanna save money as much as I can and go traveling...
"Besok lari pagi ah..."
"Shit! Udah jam 9 lagi... Hhhh.. Besok gw harus lari pagi!"
"Hhhhmmm gw baru kuliah jam 1 siang. Ngapain gw bela-belain bangun jam 5 pagi cuma buat lari pagi... Besok aja deh pas gw kuliah jam 10."
"Anjing!! Gw kesiangan bangun lagi..."

Percaya ga percaya, ini udah terjadi selama dua minggu terakhir. It's just so hard to wake up early in the morning! Gw harus bangun pagi besok terus lari. Perut gw udah semakin membuncit! Masa baru umur 21, perutnya udah kayak umur 41...

I'm gonna wake up early tomorrow morning and run! (bullshit..??)

Tuesday, April 8, 2008

* A father loves and cares about his children.
* A father prays for his children.
* A father leads and teaches his children.
* A father shows the right direction to his children.
* A father even gives his life away to his children if it is the only choice.

If a man is just a mother-fucker, should I call him "father"?

Sunday, April 6, 2008

"Rather than love, than money, than fame; give me truth." - Henry David Thoreau

It's really a deep and meaningful quote by Thoreau. Love, money, and fame are often used by the hypocrites to cover up their lies. They're also used often by those who don't feel secure of themselves.

Most of us don't live this life as who we are. It's a little bit annoying for me because people are afraid of other's judgment. They use money and power as the measurements.

I'm never afraid of other's judgment. I don't want people to measure my existence based on money, power, and fame. It's a fake and stupid measurement they use.

"Give me the truth of my existence based on moral codes." - Beer Delivery Boy